- Get link
- X
- Other Apps
PRASYARAT TES YANG BAIK DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah Yang Maha
Esa. Yang telah memberi taufiq dan hidayah kepada hambanya sehingga
penyusunan Makalah yang berjud“Prasyarat Tes yang Baik dalam Evaluasi
Pembelajaran PAI” ini dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam tetap kami panjatkan kepada revolusi akbar yakni Nabi Muhammad SAW. Yang mana berkat
jasa dan perjuangannya seluruh umat manusia dapat menikmati terangnya dunia ini
yakni dengan addinul Islam (agama Islam).
Kami
sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik serta sarannya dari semua pihak, menuju perbaikan dan
penyempurnaan Makalah ini kami harapkan.
Dengan
terselesaikannya Makalah ini, dengan segala kerendahan hati kami menghaturkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak-pihak yang membantu
terselesaikannya makalah ini, mudah-mudahan jasa-jasa mereka di beri
penghormatan oleh Allah SWT. Aamiin
Sangkapura, 02 Oktober 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dapat
dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam
penilaian proses dan hasil
belajar siswa di sekolah, aspek aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat
penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian,
analisis butir soal untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta
pemanfaatan data hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan.
Oleh karena itu, dalam mengevaluasi pembelajaran,
tidaklah lepas dari syarat syarat yang harus ditempuh dalam kegiatan
perencanaan dan penyusunan tes pembelajaran. Tentunya agar tes yang dihasilkan
bermutu dan mampu menambah pengetahuan serta mampu memperdalam materi yang
telah disampaikan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan kami
sajikan syarat dari pada perencanaan dan penyusunan tes pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Pengertian Tes?
2.
Bagaimana Prasyarat Perencanaan Tes dalam Evaluasi Pembelajaran?
3.
Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan Tes dalam Evaluasi Pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tes
Tes merupakan suatu alat penilaian
dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan
dengan target penilaian. Jawaban yang diharapkan dalam tes dapat secara tertulis, lisan atau perbuatan.
Kemudian Zainul dan Nasition mendefinisikan tes sebagai pertanyaan
atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi atau
memperlihatkan prestasi siswa yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditentukan.[1]
Dalam hal ini perlu dibedakan antara
tes, testing, testee dan tester. Testing adalah saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan
(saat pengambilan tes). Sementara itu Gabel menyatakan bahwa testing menunjukkan proses
pelaksanaan tes. Testee adalah responden
yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang
akan dinilai atau diukur kemampuannya.
Sedangkan Tester adalah seseorang yang
diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.[2]
Jadi, dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa tes merupakan alat penilaian yang berupa pertanyaan atau
seperangkat tugas yang direncanakan memperlihatkan seberapa jauh tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dicapai oleh siswa.
B.
Prasyarat Perencanaan Tes dalam Evaluasi
Pembelajaran
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus
disusun terlebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu
umumnya mencakup 6 jenis kegiatan :
1. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi
Perumusan tujuan sangatlah penting,
sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa
arah.
2. Menetapkan aspek aspek yang akan dievaluasi
Misalnya aspek kognitif, afektif
atau psikomotor.
3. Memilih dan menentukan teknik apakah yang akan
digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
Misalnya dengan menggunakan teknis
tes atau nontes.
4. Menyusun alat alat pengukur yang akan dipergunakan
dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
5. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan
dijadikan pegangan atau patokan dalam
memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil
belajar itu sendiri (kapan dan seberapa sekali evaluasi akan dilaksanakan).[3]
Dalam merencanakan
tes evaluasi pembelajaran, hendaklah memenuhi persyaratan tes yang baik, yaitu
:
a.
Validitas
Sebuah data
dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dapat
memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau
keadaan yang sesungguhnya.
b.
Reliabilitas
Kata
reliabilitas berasal dari bahasa inggris reliability yang berasal dari
kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu tes bisa dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan beberapa kali
akan menunjukkan ketetapan.
c.
Objektivitas
Obyektivitas
dapat diartikan sebagai tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi terutama
dalam kegiatan penskoran atau sistem skoringnya. Apabila dikaitkan dengan
reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan (consistency) pada
sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d.
Praktikabilitas
(practicability)
Sebuah tes
dikatakan memiliki praktikability yang tinggi apabila tes tersebut bersifat
praktis, mudah pengadministrasiannya.
Tes yang praktis adalah tes yang :
1)
Mudah
dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap
mudah oleh siswa.
2)
Mudah
pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya.
3)
Dilengkapi
dengan petunjuk petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan / diawali oleh
orang lain.
C.
Langkah-langkah Penyusunan Tes dalam Evaluasi Pembelajaran
Ada beberapa langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam menyusun tes evaluasi pembelajaran antara lain:
1.
Merujuk pada Silabus
Biasanya suatu sekolah/lembaga pendidikan telah mempunyai Silabus untuk
setiap mata pelajaran. Silabus berisikan pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan
dalam satu semester. Silabus diperlukan pada waktu membuat kisi-kisi soal agar
soal yang dibuat mewakili semua pokok bahasan yang ada sehingga akhirnya dapat
dilihat apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.[4]
2.
Menyusun Kisi-kisi Soal
Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan
setiap kali menyusun tes dan menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusunan
soal dapat menghasilkan tes yang relatif sama.
Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matriks yang memuat kreteria
butir soal yang diperlukan dalam menyusun tes. Oleh karena itu, kisi-kisi yang
baik harus memenuhi beberapa kareteria, yaitu; 1) dapat menggambarkan
keterwakilan isi kurikulum, 2) komponen yang membentuk kisi-kisi harus jelas,
rinci, dan mudah dipahami, dan 3) Setiap indikator dapat dituliskan butir
soalnya.[5]
3.
Menyusun Soal
Soal dapat disusun dalam bentuk tes objektif maupun tes
esai.Sebagai bahasan dalam tulisan ini penulis memilih bentuk tes objektif
dengan bentuk soal tes pilihan ganda. Jumlah soal
yang disusun harus melebihi jumlah yang dibutuhkan dan disusun sesuai
kisi-kisi. Sukar atau mudahnya suatu soal bukan semata-mata ditentukan oleh
materi soal, akan tetapi ditentukan juga oleh teknik penyusunannya.[6]
Beberapa butir pernyataan yang merupakan bagian pokok dalam pedoman
umum penulisan butir soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:
a.
Butir soal harus sesuai dengan indikator.
b.
Pokok soal dan pilihan jawaban harus dirumuskan secara jelas,
singkat, padat,dan tegas, sehingga perumusan tersebut hanya mencakup pernyataan
yang diperlukan saja.
c.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d.
Pokok soal dan pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
e.
Pilihan jawaban yang merupakan kunci jawaban harus menunjukan kebenaran
mutlak dan terbaik.
f.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis secara materi dan bahasa.
g.
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
h.
Pilihan jawaban sebaiknya jangan memakai bunyi “semua pilihan
jawaban di atas salah “atau “semua pilihan jawaban di atas benar”.
i.
Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
kecil ke besar atau sebaliknya.[7]
4.
Melaksanakan Uji Coba Tes
Agar memperoleh soal/tes yang baik maka soal/test tersebut harus
diuji coba terlebih dahulu dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi
syarat-syarat tes yang baik. Peserta uji coba misalnya adalah siswa, maka
siswatersebut harus mempunyai status sama dengan peserta tes yang sebenarnya.
5.
Membuat Skor
Setelah soal diuji coba maka selanjutnya dibuat skor masing-masing
siswa (peserta yang diuji coba). Misal, jika siswa menjawab benar diberi skor
1, dan bila siswa menjawab salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Semua skor
yang diperoleh untuk setiap siswa dibuat dalam bentuk tabel.[8]
Sedangkan menurut Martinis Yamin dalam
bukunya “Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi” bahwa dalam menyusun
tes, tedapat langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:
1. Menyusun spesifikasi tes, dalam langkah ini
ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni: menentukan tujuan tes, menyusun
kisi-kisi tes dan menentukan panjang tes.
2. Menulis soal tes
3. Menelah soal tes
4. Melakukan uji coba tes
5. Menganalisis butir soal
6. Memperbaiki tes
7. Melaksanakan tes.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian
di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tes
merupakan alat penilaian yang berupa pertanyaan atau seperangkat tugas yang
direncanakan memperlihatkan seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dicapai oleh siswa. Sebelum membuat dan melaksanakan tes ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantaranya: menentukan tujuan tes, menentukan aspek-aspek
yang akan dites, Memilih dan menentukan teknik apakah yang akan
digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, dan
sebagainya. Sehingga hasil yang didapat sesuai dengan target dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul.“Menyusun
dan Menganalisis Tes Hasil Belajar”, Al-Ta’dib, 2 (Juli-Desember, 2015).
Sudiyono, Anas.
1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Yamin, Martinis. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Ciputat: Refensi GP Press Group.
Zainul dan Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Dirjen Dikti.
[1] Zainul dan Nasution, Penilaian Hasil Belajar (Jakarta: Dirjen Dikti,
2001), 17.
[2] Ibid.
[3] Anas Sudiyono,
Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998 )
59
[4] Abdul Kadir,
“Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar”, Al-Ta’dib, 2
(Juli-Desember, 2015), 72.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid., 73.
[8] Ibid.
[9] Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi
(Ciputat: Refensi GP Press Group, 2012),151.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment